MAKALAH
Obat – Obat Uterotonika
Disusun
Oleh :
1.
AVI ROSIDA
2.
RIBUT TANJUNG
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
UNIVERSITAS TULUNGAGUNG
2013
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat
Allah Yang Maha Esa, atas petunjuk dan kekuatan-Nya kami dapat menyelesaikan
tugas Makalah “Obat – Obat Uterotonika” dengan lancar tanpa kendala yang
berarti.
Tugas
ini kami susun dengan tujuan memenuhi kebutuhan kami sebagai mahasiswa untuk menambah
pengetahuan kami tentang mata kuliah ini. Dengan mengumpulkan informasi dari
berbagai sumber yang relevan, yang nantinya dapat bermanfaat bagi semua untuk
mengatasi kesulitan belajar dalam mempelajari mata kuliah ini.
Dalam
penyelesaian makalah ini tentunya banyak melibatkan berbagai pihak. Untuk itu
ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini.
Tentunya dalam penyusunan tugas ini kami belumlah cukup
sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk menjadikan
isi makalah ini menjadi lebih baik dan menjadi tolak ukur bagi kami untuk
menyusun makalah yang sesuai dengan
harapan kita semua yang bermanfaat untuk sekarang dan masa depan. Semoga segala
ikhtiyar kita diridhoi Allah SWT, Amin.
Tulungagung, Oktober
2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Cover.............................................................................. i
Kata Pengantar............................................................................... ii
Daftar Isi........................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang................................................................... 2
B.
Rumusan
Masalah.............................................................. 2
C.
Tujuan
Penulisan................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Obat – Obat Uterotonika............................. 3
B.
Jenis
– Jenis Obat Uterotonika dan Reaksinya............. 3
1.Obat Oksitosik....................................................... 3
2.Obat TokoLitik....................................................... 12
C. Efek
Samping Obat – Obat Uterotonika...................... 14
1.Efek
samping Obat Oksitosik................................. 14
2.Efek
Samping Obat Tokolitik................................. 16
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan……………………………………………. 17
B.
Saran…………………………………………………… 17
Daftar
Pustaka………………………………………………………. 18
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Oksitosik atau uterotonik ialah obat yang merangsang
kontraksi uterus. Banyak obat mempertahankan efek oksitosik, tetapi hanya
beberapa saja yang kerjanya cukup selektif dan dapat berguna dalam praktek
kebidanan. Obat yang bermanfaat itu ialah oksitosin dan derivatnya, alkaloid
ergot dan derivatnya, dan beberapa prostaglandin semisintetik. Obat-obat
tersebut memperlihatkan respons bertingkat (graded response) pada kehamilan,
mulai dari kontraksi uterus spontan, ritmis sampai kontraksi tetani. Meskipun
obat ini mempunyai efek farmakodinamik lain, tetapi manfat dan bahayanya
terutama terhadap uterus. Derivate prostaglandin merupakan obat yang baru
dikembangkan tahun tujuh puluhan. Pembicaraan di sini terbatas pada efek
prostaglandin E dan F terhadap uterus serta penggunaannya sebagai abortivum,
dan oksitosin untuk induksi partus.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apakah yang dimaksud dengan Obat – Obat Uterotonika?
2.
Apa saja jenis Obat – Obat Uterotonika dan bagaimana
reaksinya ?
3.
Bagaimana Efek Samping dari Obat – Obat Uterotonika ?
C.
TUJUAN
1.
Untuk mengetahui tentang Obat – Obat Uterotonika.
2.
Untuk mengetahui jenis Obat – Obat Uterotonika dan reaksinya.
3.
Untuk mengetahui Efek Samping dari Obat – Obat Uterotonika.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
OBAT – OBAT UTEROTONIKA
Obat
Uterotunika adalah obat yang digunakan untuk mempengaruhi kontraksi uterus.
Obat ini terdiri atas obat
golongan oksitosik dan obat golongan tocolytik.
Sedangkan kontraksi uterus
sendiri diakibatkan oleh aktivitas spontan yang cukup besar. Kontraksi otot
polos uterus dipicu oleh gelombang eksitasi elektris yang dengan cepat menyebar
dari sel yang satu ke sel yang lainnya. Aktivitas elektris tersebut diawali oleh
potensial ‘spike’ yang muncul spontan di daerah pace maker di sepanjang
miometrium uterus.Aktivitas elektris dan kontraksinya ini dipengaruhi oleh :
a.
Oksitosin : Oksitosin fetal dan maternal
memiliki fasilitasi yang penting dalam proses melahirkan anak, sekresi kedua
hormon ini akan meningkat selama persalinan.
b. Sistem
saraf simpatik : Stimulasi reseptor alfa1 akan menghasilkaneksitasi uterus, sedangkan
stimulasi reseptor beta 2 menghambat
kontraksi uterus.
c. Hormon
steroid : Konsentrasi progesteron yang menurun dan ditambah lagi dengan
kenaikan konsentrasi estrogen dalam masa menjelang aterm, umumnya dianggap
bertanggung jawab atas peningkatan sensitivitas oksitosin.
d. Relaksin
: menghambat aktivitas uterus di sepanjang kehamilan.
e. Serotonin
: merupakan neurotransmitter yang penting dalam semua otot polos. Kerja
serotonin ini ditiru oleh preparat alkaloid ergot, misalnya ergomitrin.
f. Peregangan
uterus : meningkatkan jumlah reseptor oksitosin dan kontraktilitas uterus.
g. Stimulasi
mekanis : membran janin atau serviks dapat menginduksi persalinan.
B.
JENIS
OBAT – OBAT UTEROTONIKA DAN REAKSINYA
·
OBAT
OKSITOSIK
Obat
oksitosika digunakan untuk meningkatkan kontraksi uterus. Obat – obat Oksitosik
banyak digunakan untuk induksi serta penguatan persalinan, pencegahan serta
penanganan perdarahan postpartum, pengendalian perdarahan akibat abortus
inkompletus, dan penanganan aktif pada kala tiga persalinan. Obat - Obat
Oksitosin yang digunakan adalah prostaglandin E serta F, Oksitosin, dan
ergometrin. Ergometrin bekerja pada regio internal miometrium, sedangkan
oksitosin dan prostaglandin bekerja pada regio eksternal miometrium.
Keuntungan pemberian
uterotonika ini adalah untuk mengurangi perdarahan kala III dan mempercepat
lahirnya plasenta. Karena itu, pemberian pencegahan dapat diberikan pada setiap
persalinan atau bila ada indikasi tertentu. Indikasi yang dimaksud,
adalah hal-hal yang dicurigai akan menimbulkan perdarahan pasca persalinan.
Yaitu:
Riwayat persalinan yang kurang
baik, misalnya:
1.
Riwayat perdarahan pada persalinan yang terdahulu.
2.
Grande multipara (lebih dari empat anak).
3.
Jarak kehamilan yang dekat (kurang dari dua tahun).
4.
Bekas operasi Caesar.
5.
Pernah abortus (keguguran) sebelumnya.
Bila terjadi riwayat persalinan kurang baik, ibu
sebaiknya melahirkan dirumah sakit, dan jangan di rumah sendiri. Hasil
pemeriksaan waktu bersalin, misalnya:
- Persalinan/kala II yang terlalu cepat, sebagai contoh setelah ekstraksi vakum, forsep.
- Uterus terlalu teregang, misalnya pada hidramnion, kehamilan kembar, anak besar.
- Uterus yang kelelahan, persalinan lama.
- Uterus yang lembek akibat narkosa.
- Inersia uteri primer dan sekunder.
Obat-obatan yang dipakai untuk pencegahan adalah
Oksitosin dan Ergometrin. Caranya, disuntikkan intra muskuler atau intravena
(bila diinginkan kerja cepat), setelah anak lahir.
1.
Prostaglandin
o Prostaglandin
endogenosus
Proses
melahirkan anak memiliki dua buah komponen esensial :
·
Pematangan
serviks (prostaglandin)
·
Kontraksi Uterus
( Oksitosin + Prostaglandin )
Pembentukan
Prostaglandin oleh amnion akan meningkat pada saat menjelang akhir kehamilan.
Ada 4 tipe prostaglandin endogenosus yang memainkan peranan dalam proses
melahirkan, yaitu :
·
PGE1 = mematangkan serviks
·
PGE2 =
menimbulkan kontraksi uterus mulai dari trimester kedua lanjut dan
mematangkan serviks.
·
PGI1 = memastikan aliran
darah dari ibu ke dalam janin , dan mempertahankan
patensi duktus arteriosus.
·
PGI2 = menimbulkan
kontraksi uterus pada segala waktu ( berbeda dengan
Oksitosin ). Tipe ini juga penting pada saat menstruasi ketika
menyebabkan vasokonstriksi dankontraksi uterus.
o Prostaglandin
sintetik
·
Dinoproston
( PGE2)
Untuk pematangan serviks dan
induksi persalinan biasanya diberikan per vaginam. Tinjauan tentang sejumlah
hasil penelitian menunjukkan bahwa periode waktudi antara induksi dan keahiran
dapat diperpendek dengan penggunaan prostagalandin. Dinoproston dapat diberikan
intravena pada kasus missed abortion atau mola hidatidosa.
·
Carboprost ( 15 metil PGF 2α, suatu
derivat sintetik)
Untuk perdarahan postpartum
diberikan lewat suntikan yang dalam. Biasanya preparat ini diberikan setelah
preparat lain gagal menghentikan perdarahan, kendati carboprost dapat dijadika
obat pilihan jika pasien menderita hipertensi .
·
Gemeprost ( analog PGE1 )
Untuk membantu evakuasi uterus,
diberikan per vaginam.
·
Misoprostol ( analog PGE1 )
Telah digunakan untuk induksi
serta penguatan persalinan dan untuk penatalaksanaan kala tiga persalinan.
Namun,tidak satupun di antara misoprostol oral atau intravaginal sudah
mendapatkan lisensi untukpemakaian dalamm obstetrik.
Seperti halnya
oksitosin, prostagladin meningkatkan kontraksi uterus. Obat - obat golongan prostaglandin ini juga
memfasilitasi kerja oksitosin dalam induksi persalinan dan dengan demikian
akanmengurangi takaran oksitosin yang diperlukan.
Dinoproston
bekerja dalam waktu sekitar 10 menit sesudah preparat ini dimasukkan kedalam
vagina. Kecepatan absosrbsi lewat dinding vagina berbeda antara bentuk tablet
dan jeli, bentuk jeli akan diserap lebih cepat daripada bentuk tablet.
Indikasi
·
Induksi partus aterm
·
Mengontrol
perdarahan dan atoni uteri pasca persalinan
·
Merangsang
kontraksi uterus post sc atau operasi uterus lainya
·
Induksi abortus terapeutik
·
Uji oksitosin
·
Menghilangkan pembengkakan mamae
Kontraindikasi
Induksi persalinan dengan
prostaglandin merupakan kontraindikasi jika sudah terdapat ruptura membran
amnion.
Pemberian Prostaglandin harus
dilakukan dengan hati – hati pada setiap keadan berikut ini :
- Adanya riwayat sikatriks pada uters
- Disproporsi sefalopelvik yang berat
- Plasenta previa
- Grand multipara
- Kehamilan kembar
- Riwayat melahirkan yang sulit atau traumatik
Polihidramnions
atau Oligohidramnions
Dosis
Peroral untuk proteksi GI
selama terapi AINS : 200 µgqid. Diberiksan bersama makanan, jika dosis ini
tidak ditolerir : 100µg qid
dapat digunakan. Bentuk sediaan : tablet 100,200µg. Misoprostol juga tersedia
dalam kombinasi dengan diklofenak.
Contoh obat
Misoprostol Tablet : Gastrul
isi : misoprostol 200 mcg / tablet.
Farmakokinetik
Alkolid asam amino yaitu
ergotamin diabsorbsi secara lambat dan tidak sempurna melalui saluran cerna.
Obat ini mengalami metabolism lintas pertama, sehingga kadarnya dalam darah
sangat rendah. Kadar puncak plasma dicapai dalam 2 jam. Pemberian 1mg argotamin
bersama 100mg kafein akan meningkatkan kecepatan absorpsi dan kadar puncak
plasma ergotamine sebesar 2 kali, namun bioavalibilitasnya tetap dibawah 100%.
Dosis ergotamine yang efektif
untuk pemberian intramuskular adalah sepersepuluh dosis oral, tetapi
absorpsinya dari tempat suntikan lambat, sehingga untuk memperoleh respon
uterus diperlukan waktu 20 menit. Dosis yang diperlukan untuk pemberian IV
adalah setengah dosis IM, dan efek perangsangan uterus sudah diperoleh dalam
waktu 5 menit.
Bersihkan ergotamine hati
kira-kira sama dengan alir darah hati, ini menjelaskan rendahnya
bioavalibilitas oral. Sembilan persen metabolit diekskresi melalui empedu.
Sebagian kecil obat yang tidak di metabolisme, ditemukan di urin dan di
tinja.keadaan ini yang menyebabkan ergotamine memperlihatkan efek terapeutik
dan efek toksik yang lebih lama meskipun waktu paruhnya di plasma kira-kira 2
jam.
Pada pemberian oral, bromokriptin
diabsorpsi lebih sempurna dan dieleminasi lebih lambat dari ergotamine. Dihidroergotamine
dan dihidroergotoksin diabsorpsi kurang sempurna dan dieleminasi lebih cepat
dari ergotamine. Alkaloid amin diabsorpsi secara cepat dan sempurna pada
pemberian oral. Kadar puncak plasma di capai dalam waktu 60-90 menit, 10 kali
lebih beser daripada kadar puncak ergotamine pada pemberian dosis yang
sebanding. Kontraksi uterus sudah terlihat dalam 10 menit setelah pemberin 0,2
mg ergonovin per oral pada ergonovin dan metal ergonovin berlangsung lebih
cepat daripada ergotamine.
2.
Oksitosin
Oksitosin bekerja pada reseptor
oksitosik untuk menyebabkan :
- Kontraksi uterus pada kehamilan aterm yang terjadi lewat kerja langsung pada otot polos maupun lewat peningkatan produksi prostaglandin.
- Konstriksi pembuluh darah umbilikus
- Kontraksi sel – sel mioepitel ASI.
Oksitosin Sintetik
Oksitosin ( Syntocinon ) dapat
diberikan intramuskuler, intravena, sublingual atau intranasal. Oksitosin
bekerja dalam waktu satu menit setelah pemberian intravena , peningkatan
kontraksi uterus dimulai hampir seketika, kemudidan menjadi stabil selama 15 –
60 menit , setelah penghentian infus tersebut kontraksi uterus masih
berlangsung selama 20 menit.
Indikasi
1. induksi
partus aterem dan mempercepat persalinan kasus kasus tertentu:
Okitosin merupakan obat terpilih ;10 unit oksitosin
dilarutkan dalam satu liter dekstrosa 5% sehingga diperoleh larutan dengan
kekuataan 10 miliunit/ml.Cara pemberiannya ialah secara infuse.infus dimulai
dengan lambat yaitu 0.2ml/menit.Jika tidak ada respons selama15menit tetesan
dapat ditingkatkan perlahan 0.1-0.2ml/menit sampai maksimum 2ml/menit.Dosis
yang diperlukan untuk induksi partus berkisar 600-12000 miliunit.Selama
pemberian langsung keadaan uterus harus diawasi dengan csrmat karena dapat
terjadi kontraksi tetanik yang menetap dan akan mengganggu sirkulasi plasenta
.Untuk mengatasi kontaksi tetanik uterus,infuse oksitosin segera dihentikan dan
diberikan obat anestasi umum.Apabila
partus sudah mulai ,infus dihentikan atau dosisnya diturunkan sesuai denagn
kebutuhan.Bila digunakan pada kehamilan aterm ,oksitosin dapat menginduksi
partus pada sebagian kasus jika ketuban dipecahkan,hasilnya mencapai
80-90%.Oksitosin tidak boleh digunakan selama stadium I dan II bila persalinan
dapat berlangsung meskipun lambat.Jika
oksitosin diberikan kontraksi uterusakan bertambah kuat dan lama dapat
mengganggu ibu dan anak.Pada stadium I
terjadi pembukaan serviks.Jika diberi oksitosin akan terjadi hal-hal
berikut:(1)bagian tubuh bayi akan terdorong keluar lewat serviks yang belum
sempurna membuka sehingga timbul bahaya laseralasi serviks dan trauma terhadap
bayi(2)dapat terjadi rupture uteri (3)kontraksi tetanik yang terlalu kuat akan
menyebabkan asfiksi bayi.
2.
Mengontrol pendarahan atoniuteri pasca
persalinan.
Penggunaan rutin oksitosin setelah partus dewasa
inisudah tidak dibenarkan lagi.Apabila diputuskan untuk memberikan
oksitosin untuk mengontrol pendarahan
pasca persalinan maka hanya dipastikan bahwa tidak ada kehamilan ganda dan diberikan setelah
plasenta keluar.Sekarang untuk mengontrol pendarahan pasca persalinan tidak
lagi menggunakan oksitosin.
3. Merangsang
kontraksi uterus setelah oprasi Caesar maupun oprasi uterus lainnya.
4. Abortus terapeuutik
Pada kehamilan TM I biasanya
dilakukan dengan suction curettage.Belum ada obat untuk abortus pada stadium
ini.Pada kehamilan TM II abortus dilakukan dengan penyuntikan larutan NaCl
hipertonik 20%,kedalam amnion.Namun kegagalan serta komplikasi sering
terjadi.Oksitosin 20-30 unit tidak efektif
untuk terminasi kehamilan muda.Prostaglandin cukup efektif untuk menimbulkan abortus pada TM II ini.
5. Uji
oksitosin dan
Oksitosin digunakan untuk
menentukan ada tidaknya insufisiensi utero-plasenta.Uji ini dilakukan terutama pada kehamilan dengan resiko tinggi misalnya diabetes
militus dan pre-eklampsia;dan dilakukan pada minggu terakir seblum persalinan
dan penderita harus dirawat.Oksitosin diberikan per infuse dengan kecepatan mulu-mula 0.5
miliunit/menit,kemudian dosis ditingkatkan perlahan-lahan sampai tercapai
kontraksi uterus tiap 3-4 menit.
6. Menghilangkan
pembekakan payudarah
Pada gangguan ejaksi air susu
,oksitosin dapat menolong .Biasanya diberikan intranasal 2-3 menit sebelum anak
menyusui.Hsil penderita tidak sama .Bila efektif rasa nyeri akan
hilang.Oksitosin tidak berefek galaktopoetik oleh karena itu tidak diguna bagi
penderita yang produksi air susunya kering.
Kontra indikasi
Pemberian oksitosin merupakan
kontraindikasi jika :
- Uterus sudah berkontraksi dengan kuat
- Ibu hamil dengan pre – eklamsia atau penyakit kardiovaskuler
- Ibu hamil yang menghadapi resiko saat melahirkan per – vaginam
- Uterus yang starvasi.
Dosis
Untuk induksi persalinan
intravena 1-4 m U permenit dinaikkan menjadi 5-20 m U / menit sampai terjadi
pola kontraksi secara fisiologis. Untuk perdarahan uteri pasca partus,
ditambahkan 10-40 unit pada 1 L dari 5 % dextrose, dan
kecepatan infuse dititrasi untuk mengawasi terjadinya atonia uterus.
Kemungkinan lain adalah, 10 unit dapat diberikan secara intramuskuler setelah lahirnya
plasenta. Untuk menginduksi pengaliran susu, 1satu tiupan ( puff ) disemprotkan
ke dalam tiap lubang hidung ibu dalam posisi duduk 2-3 menit sebelum menyusui.
Contoh obat
Tablet oksitosina Pitosin
tablet (PD)
Farmakokinetik
· Hasil baik pada pemakaian parenteral
· Cepat diabsorbsi oleh mukosa mulut → Efektif untuk
pemberian tablet isap
· Selama hamil ada peningkatkan enzim Oksitosinase
atau sistil aminopeptidase → berfungsi mengaktifkan oksitoksin → enzim tersebut
berkurang setelah melahirkan, diduga dibuat oleh plasenta
· Absorpsi: baik lewat mukosa hidung
· Distribusi: PP rendah
· Metabolisme: t ½ 1 – 9 menit
· Eliminasi: ginjal
Farmakodinamik
·
IM: mula
3 – 5 menit, P: TD, L: 2 – 3 jam
· IV: M: segera, P:
TD, L: 1 jam
·
Inhal: M: menit, P: TD, L: 20 menit
Efek
:
· Efek terapeutik:
induksi persalianan, mengeluarkan ASI
· Efek samping:
hipo/hipertensi, mual, muntah, konstipasi, berkurangnya aliran darah uterus,
ruam kulit, anoreksia
· Reaksi merugikan:
kejang, intoksikasi air, perdarahan intrakranial, disritmia, asfiksia, janin:
ikterus, hipoksia
3. Ergometrin
Ergot merupakan jamur ( fungus )
yang tumbuh pada tanaman rye ( gandum hitam), dan pepadian lainnya.Beberapa zat
aktif ffarmakologis berasal dari ergot, semua zat ini dikenal sebagai alkaloid
ergot dan meliputi ergometrin ( di AS disebut ergonovin), ergotamin, asam
lisergat, metilsergida dan bromokriptin.
Ergometrin diperkirakan bekerja
pada reseptor serotonin serta alfa1 yang melandasi kontraktilitas
uterus dan usus yang ditimbulkan oleh ergometrin.
Indikasi
Ø
Oksitosik
: Sebagai stimultan uterus pada perdarahan paska persalinan atau paska
abortus, yaitu :
·
Induksi
partus aterm
·
Mengontrol
perdarahan dan atoni uteri pasca persalinan.
·
Merangsang
konstraksi setelah operasi Caesar/operasi uterus lainnya
·
Induksi abortus terapeutik
·
Uji oksitoksin
Kontraindikasi
Sifat vasokonstriktor yang
dimiliki oleh preparat ergometrin
membuatnya tidak cocok digunakan pada ibu hamil dengan kelainan paru,
jantung atau vaskuler, yang meliputi eklampsia, pre-eklampsia, dan migrain.
Juga sensitivitas terhadap ergometrin akan meningkat jika ada gejala sepsis,
kegagalan renal atau hepatik.
Dosis
a.
Oral: mulai
kerja setelah sepuluh menit
b.
Injeksi:
intravena mulai kerja 40 detik
c.
IM : mulai
kerja 7-8 menit. Hal ini lebih menguntungkan karena efek samping lebih sedikit.
Oral 0,2-0,4 mg , 2-4 kali
sehari selama 2 hari
IV / IM 0,2 mg , IM boleh
diulang 2–4 jam bila perdarahan hebat.
Contoh obat
Nama generic : metal
ergometrin, metal ergometrina, hydrogen maleat
Nama paten : methergin, met6hernial, methorin, metilat,
myomergin.
Farmakokinetik
· Ergotamin
diabsorbsi lambat dan tidak sempurna di saluran cerna
·
Kadar
puncak plasma dicapai setelah 2 jam
· Pemberian kofein
akan meningkatkan kadar puncak plasma → 2 kali lipat
· Dosis ergotamin IM
→ 1/10 dosis oral → absorbsi di tempat suntikan lambat →reaksi perlu waktu 20
menit
·
Dosis
ergotamin IV → ½ dosis IM → efek perangsangan uterus setelah 5 menit
·
Ekskresi
ergotamin melalui: empedu → sedikit yang melalui urine
·
Pada
pemberian oral → bromokriptin diabsorbsi lebih baik drpd ergotamin, dan dieliminasi
lebih lambat
·
Ekskresi
90% melalui empedu
Farmakodinamik
· Efeknya sebanding
dengan dosis yang diberikan.
· Kepekaan uterus
terhadap alkaloid ergot bervariasi tergantung maturitas dan umur kehamilan.
· Ergotamin dan
alkaloid sejenis menimbulkan vasokonstriksi dan merusak endotel kapiler.
· Ergotamine efektif
mengurangi gejala migren melalui pengurangan amplitude pulsasi arteri karotis
eksterna terjadi penguranan aliran darah arteri basiler.
Efek pada uterus :
1. Dosis kecil
menyebabkan kontraksi, dosis besar menyebabkan tetani
2. Kepekaan uterus
tergantung maturitas dan kehamilan
3. Semua alkaloid
ergot → meningkatkan kontraksi uterus secara nyata
Efek pada kardiovaskuler :
1. Menyebabkan
vasokontriksi perifer
2. Pembendungan dan
trombosis pada gangren dapat terjadi akibat vasokontriksi
Efek samping :
1. Ergotamine
merupakan ergotamin merupakan alkaloid yang paling toksik.2.
2. Dosis besar dapat menyebabkan : mual, muntah,
diare, gatal, kulit dingin, nadi lemah dan cepat, bingung dan tidak sadar
3. Dosis keracunan
fatal: 26 mg per oral selama beberapa hari, atau dosis tunggal 0,5-1,5 mg
parenteral
4. Gejala keracunan
kronik: perubahan peredaran darah ( tungkai bawah, paha, lengan dan tangan jadi
pucat), nyeri otot, denyut nadi melemah, gangren, angina pectoris, bradikardi,
penurunan atau kenaikan tekanan darah
5. Keracunan biasanya
disebabkan: takar lajak dan peningkatan sensitivitas
·
OBAT TOKOLITIK
Obat Tokolitik yaitu obat yang
menurunkan kontraktilitas uterus. Obat tokolitik sudah digunkan dengan peranan
yang terbatas dalam pencegahan prematur pada ibu hamil dengan usia kehamilan 24
-33 minggu. Pemakaian obat tokolitik tampaknya berguna untuk menunda persalinan
dalam waktu yang cukup lama sehingga memberikan kesempatan yang memungkinkan :
·
Pemindahan pasien ke rumah sakit khusus untuk
tindakan persalinan dengan pembedahan jika timbul keadaan emerjensi seperti
prolapsus tali pusat, presentasi bokong ataupun solusio plasenta parsial.
·
Ketersediaan waktu ( paling sedikit selama 48
jam ) untuk pemberian kortikosteroid yang akan mempercepat maturasi paru – paru
janin.
- Preparat agonis adrenoreseptor beta2
Kelompok ini meliputi :
- Ritrodin
- Terbutalin
- Salbutamol
- Adrenalin
Obat – obatan ini dapat diberikan
secara intravena, intramuskuler dan subkutan atau melalui jalur oral.
Kontraindikasi
Penggunaan obat –obat tersebut
dalam trimester pertama dan trimester kedua merupakan kontra indikasi.
Obat ini dianggap berbahaya
terutama bagi ibu hamil dengan kelainan jantung, hiperteroidisme atau
hipertensi yang mencakup hipertensi pulmonalis.
Di samping itu, penyakit
diabetes, hipokalemia atau glaukoma sudut tertutup yang sudah ada sebelumnya dapat menjadi parah
semakin berbahaya.
Penggunaan obat ini juga tidak
boleh dilakukan jika membhahayaan keadaan janin misalnya komperesi tali pusat.
2.
Penyekat saluran kalsium (
terutama nifedipin)
Obat – obat ini dapat diresepkan
oleh dokter untuk keperluan tokolisis dan penanganan hipertensi.
Berbeda dengan obat – obat
tokolitik lain , pemberian nigepidin dilakukan per- oral.
Kontra indikasi
Penghentian mendadak pemberian
obat ini dapat memicu rasa nyeri pada dada,palpitasi atau bahkan onfark miokard
oleh karena itu,penghentian pemakaian obat ini biasanya dilakukan (Kenry
&Salerno,1998).Kontraindikasi tokolisis terapi dibicarakan diatas.
3.
Kortikosteroid dan tokolisis
Sejak tahun 1994 smakin banyak
diguanan obat-obata golongan kortikosteroid dalam penatalaksanan persalinan yang
prematur.Untuk bayi prematur yang lahir dalam 7hari sesudah pemberian obat
kortikosteroid,preparat kortikosteroid dapat menggurangi insidens sindron gawat
napas neonatus,pendarahan intraventrikuler dan kemtian neonatus.Baik
deksamenaton maupun betamenason diresepkan untuk keperluan tersbut.Betamenason
merupakan premprat steroid yang lebih poten dan penggunanan akan disertai
dengan lebih banyak efek samping pada ibu kendati bagi ibunya lebih aman.Salah satu
program yang pling sering dilakukan adalah pemberian deksamenason sebanyak
empat kali 6mg melalui penyuntikan intramuskuler setip 12 jam sekali yang harus
dimulai sedapat mungkin 24jm sebelum melahirkan. Cara terapi ini akan tetap
memberikan hasil selama tujuh hingga sepuluh hari.
C.
EFEK
SAMPING OBAT- OBAT UTEROTONIKA
·
Efek Samping Obat Oksitosik
- Efek samping Prostaglandin
o Kontraksi
otot rahim
Kontraksi uterus mungkin menjadi
abnormal dan terlalu kuat sehingga timbul rasa nyeri, gangguan pada janin atau,
ruptura uterus atau serviks dengan atau tanpa riwaya seksio Caesarea, masalah
ini semakin bertambah jika Dinoproston digantikan oleh misoprostol.
o Peningkatan
Kontraktilitas Gastrointestinal
Keadan ini akan menimbulkan
diare, muntah, refluks getah empedu, kram abdomen, cegukan atau perasaan
tercekik. Kemungkinan timbulnya masalah ini akan lebih kecil jika pemberian
prostaglandin dibelrikan per vaginam ketimbang lewat jalur lain.
o Konstriksi
Bronkiolus
Keadaan ini dapat menimbulkan
mengi, batuk dan serangan asma, ibu hamil yang menderita asma terutama sensitif
terhadap PGF2α ( yang serupa dengan carboprost.
o Pireksia
Normalnya prostaglandin bekerja
pada hipotalamus untuk menimbulkan panas ( pireksia ) ketika terjadi infeksi
Dapat disertai dengan gejala menggigil, gemetaran serta leukositosis.
o Reaksi
inflamasi dan rasa nyeri
Prostaglandin merupakan bagian
dalam reaksi yang normal terhadap kerusakan jaringan sehingga pada tempat
suntikan dapat timbul rasa nyeri dan gejala kemerahan.
o Sistem
Saraf Pusat
Tremor atau serangan kejang dapat
terjadi karena pireksia atau efek stimulan langsung yang ditimbulkan oleh
prostaglandin pada sistem saraf pusat.
o Kehilangan
cairan dan elektrolit
Keadaan ini terjadi karena
gangguan rearbsobsi dalam tubulus ginjal.Kehilangan cairan dan elektrolit dapat
menyebabkan gejala kram dan turut menimbulkan keadaan hipotensi.
o Peningkatan
tekanan Intraokuler
Prostaglandin dapat mentebabkan
rasa nyeri pada mata atau bahkan memicu serangan glukoma yang akut.
- Efek samping Oksitosin
o Stimulasi
berlebih pada uterus
Selama sembilan bulan terakhir
kehamilan, daya reaksi otot rahim terhadap oksitosin meningkat sebesar delapan
kali lipat. Bila diberikan oksitosin , baik frekuensi maupun kontraksi otot
polos rahim akan meningkat sehingga rasa nyeri persalinan semakin hebat.
Pemberian oksitosi akan
mengganggu masuknya kepala janin ke dalam serviks. Jika seeerviks tidak melunak
atau mengalami dilataasi, proses persalinan tidak dapat berlangsung, sehingga
kontraksi uterus yang keras, lama serta kuat dapat menimbulkan konsekuensi yang
serius, yaitu :
- Trauma pada neonatus ibu
- Ruptura Uteri
- Perdarahan Postpartum
- Hematoma pelvik
- Solusio Plasenta
- Emboli ciran amnion
- Hipoksia fetal
o Vasokontriksi
pembuluh darah umbilikus
Jika mekanisme ini dilakukan
sebelum waktunya, janin akan mengalami keekurangan oksigen. Hipoksia janin
dapat menimbulkan bradikardia, disritmia kardiak dan bahkan kematian.
o Mual
dan muntah
Mual dan muntah dapat disebabkan
oleh kontraksi otot polos usus atau kerja langsung oksitosin pada zona pemicu
kemoreseptor dan pusat muntah dalam medula oblongata.
- Efek samping Ergometrin
Kontraksi uterus yang sakit
Kontraksi uterus dapat seperti
kram, kontraksi dapat terjadi begitu kuat sehingga resiko retensio plasenta
dapat meningkat.
Diare dan muntah
Gejala mual dan muntah ini
bergantung pada takaran ergometrin yang diberikan.
Diare ringan atau sedang dapat
terjadi karena peningkatan tekanan traktus GI.
Vasokontriksi
Kontriksi pembuluh darah ini akan
menaikkan tahanan tepi sehingga terjadi hipertensi ( tekanan diastolik > 95
mmHg).
Dapat pula mempengaruhi sirkulasi
perifer sehingga kedua belah tangan dan kaki terasa dingin , kadang pasien juga
mengalami kebas, parestesia, nyeri, kelemahan bahkan gangren.
Vasokontriksi serebral dapat
menyebabkan sakit kepala yang hebat
serta mendadak, tinitus, vertigo, prespirasi, ablasio retina, serangan
stroke atau kejang.
Vasospasme pembuluh arteri koronaria ddapt menyebabkan
nyeri dada, disrimia jantung dan bahkan henti jantung.
Efek ergometrin pada neonatus
Pemberian memiliki kaitan dengan
hipotermia, peningkatan ketegangan otot, masalah respirasi dan konvulsi pada
neonatus.
·
Efek Samping Obat Tokolitik
1.
Efek
Samping Preparat agonis adrenoreseptor beta2
- Stimulasi kardiovaskuler
Pada pemberian obat – obat
golongan tikolitik, biasanya frekuensi jantung ibu akan meningkat sebanyak 20
-40 kali per menit dan dapat pila terjadi takikardia neonatal.
- Vasodilatasi
Preparat agonis adrenoreseptor
beta 2 akan menghasilkan relaksasi otot polos vaskuler dan
menimbulkan dilatasi pembuluh darah.
- Sistem saraf pusat
Efeknya taitu tremor, gugup,
sakit kepala, kecemasan, gugup, insomnia, gelisah,ketidakstabilan emosi,
pusing, halusinasi, bahkan paranoia.
Inhibisi otot polos
Pada traktus GI / usus dapat menyebabkan
stasis lambung sehingga timbul kehilangan selera makan , mual dan muntah.
- Pengeringan sekresi mukus
Hal ini dapat menyebabkan :
- Mulut kering
- Pengeringan sekresi paru yang dapat menimbulkan infeksi dada.
- Efek samping metabolik
Hal ini dapat menyebabkan keadaan
hiperglikemia.
- Reaksi hipersensitivitas meliputi :
- Spasme Bronkus
- Ruam pada 3-4 persen yang menggunakan obat tersebut.
- Deplesi sel – sel darah putih setelah pemberian selama beberapa minggu
- Abnormalitas0 kenaikan kadar enzim hati
2.
Efek Samping Penyekat saluran kalsium (
terutama nifedipin)
- Hipotensi dan Iskemia
Obat ini akan menimbulkan
dilatasi arteriole yang menyebabkan penurunan tekanan darah . Ketika tekanan
darah menurun dan frekuensi jantung meningkat , pasien
dapat nyeri pada dada atau palpitasi karena iskemia
miokard.
- Edema paru
Keadan ini dapat disebabkan oleh
pengenceran plasma akibat vasodilatasi yang disertai dengan pemberian infus dan
kehilangan protein dalam urine ( pada pre- eklampsia).
- Vasodilatasi
Apakah diresepkan untuk keperluan
tokolisis ataukah untuk pengobatan hipertensi, nifepidin akan menurunkan TD
dengan menimbulkan relaksasi otot polos arteriole sehingga terjadi vasodilatasi
di seluruh tubuh.
- Masalah gastrointestinal
Nifepidin akan menimbulkan
relaksasi otot polos usus sehingga timbul mual, konstipasi, dan refluks
gastroesofagus yang disertai gajala sakit pada ulu hati.
- Efek samping pada SSP
Pelbagai efek pada SSP dilaporkan
dalam pemakaian nifepidin yang meliputi keadaan depresi, somnolensia, letargi,
kelemahan, insomnia dan agitasi.
- Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas kadang –
kadang terjadi dan meliputi gejala ruam , telangiektasia serta hepatotoksisitas
maternal.
- Efek pada janin
Perbandingan dengan preparat
tokolitik lainnya dalam kaitannya dengan efek obat terhadap bayi manusia sampai
sejauh ini masih memperlihatkan hasil yang lebih menguntungkan pada pemakaian
Nifepidin.
3.
Efek
samping kortikosteroid:
Efek samping ini cenderung timbul
dengan cepat:
·
Masalah kardiovaskuler
·
Gangguan metabolik-hiperglikemia
·
Masalah sistem saraf pusat.
Efek samping ini cenderung timbul
dalam jangka waktu yang lama :
·
Kerja anti –inflamasi-infeksi
·
Gangguan metabolik
·
Supresi ardenal
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Obat Uterotunika adalah obat yang digunakan untuk mempengaruhi kontraksi
uterus.
Obat ini terdiri
atas obat golongan oksitosik dan obat golongan tocolytik.
Obat oksitosika digunakan untuk
meningkatkan kontraksi uterus. Obat – obat Oksitosik banyak digunakan untuk
induksi serta penguatan persalinan, pencegahan serta penanganan perdarahan
postpartum, pengendalian perdarahan akibat abortus inkompletus, dan penanganan
aktif pada kala tiga persalinan.
Obat Oksitosika terdiri dari :
- Prostaglandin
- Oksitosin
- Ergometrin
Obat Tokolitik
yaitu obat yang menurunkan kontraktilitas uterus. Obat tokolitik sudah digunkan
dengan peranan yang terbatas dalam pencegahan prematur pada ibu hamil dengan
usia kehamilan 24 -33 minggu.
Obat Tokolitik
terdiri dari :
- Preparat agonis adrenoreseptor beta2
- Penyekat saluran kalsium ( terutama nifedipin)
- Kortikosteroid
B.
SARAN
Dalam pembuatan makalah ini penulis telah menyusunnya dengan semaksimal
mungkin, namun demikian penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu kritik dan saran selalu penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah-makalah selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Ganiswara, Sulistiana & Rianti
Setiabudy Frans d Suryatna purwantyastuti nafrialdi, farmakologi
dan terapi,gaya baru. Jakarta.1995.
Jordan Sue MB, BCh, PhD, PGCE (FE),Pharmacology for Midwives : the evidence
base for safe practice, Alih bahasa dr. Andry Hartono, DAN, 2002, Jakarta :
Buku Kedokteran EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar