Rabu, 02 April 2014

Makalah uterotonika-tanjung




MAKALAH
Obat – Obat Uterotonika


Disusun Oleh :

1.           AVI ROSIDA
2.           RIBUT TANJUNG

 






PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
UNIVERSITAS TULUNGAGUNG
2013
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, atas petunjuk dan kekuatan-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Makalah “Obat – Obat Uterotonika” dengan lancar tanpa kendala yang berarti.
Tugas ini kami susun dengan tujuan memenuhi kebutuhan kami sebagai mahasiswa untuk menambah pengetahuan kami tentang mata kuliah ini. Dengan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang relevan, yang nantinya dapat bermanfaat bagi semua untuk mengatasi kesulitan belajar dalam mempelajari mata kuliah ini.
Dalam penyelesaian makalah ini tentunya banyak melibatkan berbagai pihak. Untuk itu ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Tentunya dalam penyusunan tugas ini kami belumlah cukup sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk menjadikan isi makalah ini menjadi lebih baik dan menjadi tolak ukur bagi kami untuk menyusun  makalah yang sesuai dengan harapan kita semua yang bermanfaat untuk sekarang dan masa depan. Semoga segala ikhtiyar kita diridhoi Allah SWT, Amin.
                                                                                                           

Tulungagung,     Oktober   2013


Penyusun




DAFTAR ISI

Halaman Cover.............................................................................. i
Kata Pengantar............................................................................... ii
Daftar Isi........................................................................................ iii
BAB I         PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang................................................................... 2
B.     Rumusan Masalah.............................................................. 2
C.     Tujuan Penulisan................................................................ 2
BAB II        PEMBAHASAN
A.                 Pengertian Obat – Obat Uterotonika............................. 3
B.                 Jenis – Jenis Obat Uterotonika dan Reaksinya............. 3
1.Obat Oksitosik....................................................... 3
2.Obat TokoLitik....................................................... 12
C.          Efek Samping Obat – Obat Uterotonika...................... 14
                     1.Efek samping Obat Oksitosik................................. 14
                     2.Efek Samping Obat Tokolitik................................. 16
BAB III       PENUTUP
A.     Kesimpulan…………………………………………….        17
B.     Saran……………………………………………………        17
Daftar Pustaka………………………………………………………. 18















BAB I
PENDAHULUAN

A.           LATAR BELAKANG


Oksitosik atau uterotonik ialah obat yang merangsang kontraksi uterus. Banyak obat mempertahankan efek oksitosik, tetapi hanya beberapa saja yang kerjanya cukup selektif dan dapat berguna dalam praktek kebidanan. Obat yang bermanfaat itu ialah oksitosin dan derivatnya, alkaloid ergot dan derivatnya, dan beberapa prostaglandin semisintetik. Obat-obat tersebut memperlihatkan respons bertingkat (graded response) pada kehamilan, mulai dari kontraksi uterus spontan, ritmis sampai kontraksi tetani. Meskipun obat ini mempunyai efek farmakodinamik lain, tetapi manfat dan bahayanya terutama terhadap uterus. Derivate prostaglandin merupakan obat yang baru dikembangkan tahun tujuh puluhan. Pembicaraan di sini terbatas pada efek prostaglandin E dan F terhadap uterus serta penggunaannya sebagai abortivum, dan oksitosin untuk induksi partus. 

B.           RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah yang dimaksud dengan Obat – Obat Uterotonika?
2.      Apa saja jenis Obat – Obat Uterotonika dan bagaimana reaksinya ?
3.      Bagaimana Efek Samping dari Obat – Obat Uterotonika ?

C.          TUJUAN
1.      Untuk mengetahui tentang Obat – Obat Uterotonika.
2.      Untuk mengetahui jenis Obat – Obat Uterotonika dan reaksinya.
3.      Untuk mengetahui Efek Samping dari Obat – Obat Uterotonika.










BAB II
PEMBAHASAN


A.          PENGERTIAN OBAT – OBAT  UTEROTONIKA

Obat Uterotunika adalah obat yang digunakan untuk mempengaruhi kontraksi uterus.
Obat ini terdiri atas obat golongan oksitosik dan obat golongan tocolytik.
Sedangkan kontraksi uterus sendiri diakibatkan oleh aktivitas spontan yang cukup besar. Kontraksi otot polos uterus dipicu oleh gelombang eksitasi elektris yang dengan cepat menyebar dari sel yang satu ke sel yang lainnya. Aktivitas elektris tersebut diawali oleh potensial ‘spike’ yang muncul spontan di daerah pace maker di sepanjang miometrium uterus.Aktivitas elektris dan kontraksinya ini dipengaruhi oleh :

a.       Oksitosin : Oksitosin fetal dan maternal memiliki fasilitasi yang penting dalam proses melahirkan anak, sekresi kedua hormon ini akan meningkat selama persalinan.  
b.      Sistem saraf simpatik : Stimulasi reseptor alfa1 akan menghasilkaneksitasi uterus, sedangkan stimulasi reseptor beta 2  menghambat kontraksi uterus.
c.       Hormon steroid : Konsentrasi progesteron yang menurun dan ditambah lagi dengan kenaikan konsentrasi estrogen dalam masa menjelang aterm, umumnya dianggap bertanggung jawab atas peningkatan sensitivitas oksitosin.
d.      Relaksin : menghambat aktivitas uterus di sepanjang kehamilan.
e.       Serotonin : merupakan neurotransmitter yang penting dalam semua otot polos. Kerja serotonin ini ditiru oleh preparat alkaloid ergot, misalnya ergomitrin.
f.       Peregangan uterus : meningkatkan jumlah reseptor oksitosin dan kontraktilitas uterus.
g.       Stimulasi mekanis : membran janin atau serviks dapat menginduksi persalinan.





B.           JENIS OBAT – OBAT UTEROTONIKA DAN REAKSINYA

·         OBAT OKSITOSIK

Obat oksitosika digunakan untuk meningkatkan kontraksi uterus. Obat – obat Oksitosik banyak digunakan untuk induksi serta penguatan persalinan, pencegahan serta penanganan perdarahan postpartum, pengendalian perdarahan akibat abortus inkompletus, dan penanganan aktif pada kala tiga persalinan. Obat - Obat Oksitosin yang digunakan adalah prostaglandin E serta F, Oksitosin, dan ergometrin. Ergometrin bekerja pada regio internal miometrium, sedangkan oksitosin dan prostaglandin bekerja pada regio eksternal miometrium.
Keuntungan pemberian uterotonika ini adalah untuk mengurangi perdarahan kala III dan mempercepat lahirnya plasenta. Karena itu, pemberian pencegahan dapat diberikan pada setiap persalinan atau bila ada indikasi tertentu.  Indikasi yang dimaksud, adalah hal-hal yang dicurigai akan menimbulkan perdarahan pasca persalinan. Yaitu:
Riwayat persalinan yang kurang baik, misalnya:
1.      Riwayat perdarahan pada persalinan yang terdahulu.
2.      Grande multipara (lebih dari empat anak).
3.      Jarak kehamilan yang dekat (kurang dari dua tahun).
4.      Bekas operasi Caesar.
5.      Pernah abortus (keguguran) sebelumnya.
Bila terjadi riwayat persalinan kurang baik, ibu sebaiknya melahirkan dirumah sakit, dan jangan di rumah sendiri. Hasil pemeriksaan waktu bersalin, misalnya:
  1. Persalinan/kala II yang terlalu cepat, sebagai contoh setelah ekstraksi vakum, forsep.
  2. Uterus terlalu teregang, misalnya pada hidramnion, kehamilan kembar, anak besar.
  3. Uterus yang kelelahan, persalinan lama.
  4. Uterus yang lembek akibat narkosa.
  5. Inersia uteri primer dan sekunder.
Obat-obatan yang dipakai untuk pencegahan adalah Oksitosin dan Ergometrin. Caranya, disuntikkan intra muskuler atau intravena (bila diinginkan kerja cepat), setelah anak lahir.


1.                 Prostaglandin

o   Prostaglandin endogenosus

Proses melahirkan anak memiliki dua buah komponen esensial :

·         Pematangan serviks (prostaglandin)
·         Kontraksi Uterus ( Oksitosin + Prostaglandin )




Pembentukan Prostaglandin oleh amnion akan meningkat pada saat menjelang akhir kehamilan. Ada 4 tipe prostaglandin endogenosus yang memainkan peranan dalam proses melahirkan, yaitu :

·         PGE1                            = mematangkan serviks
·         PGE2                                        = menimbulkan kontraksi uterus mulai dari trimester kedua lanjut dan
                                                 mematangkan serviks.
·         PGI1                             = memastikan aliran darah dari ibu ke dalam janin , dan mempertahankan          
                                                 patensi duktus arteriosus.
·         PGI2                             = menimbulkan kontraksi uterus pada segala waktu ( berbeda dengan                                                                            
                                                 Oksitosin ). Tipe ini juga penting pada saat menstruasi ketika
                                                 menyebabkan vasokonstriksi dankontraksi uterus.

o   Prostaglandin sintetik

·         Dinoproston  ( PGE2)  
Untuk pematangan serviks dan induksi persalinan biasanya diberikan per vaginam. Tinjauan tentang sejumlah hasil penelitian menunjukkan bahwa periode waktudi antara induksi dan keahiran dapat diperpendek dengan penggunaan prostagalandin. Dinoproston dapat diberikan intravena pada kasus missed abortion atau mola hidatidosa.

·         Carboprost ( 15 metil PGF , suatu derivat sintetik)
Untuk perdarahan postpartum diberikan lewat suntikan yang dalam. Biasanya preparat ini diberikan setelah preparat lain gagal menghentikan perdarahan, kendati carboprost dapat dijadika obat pilihan jika pasien menderita hipertensi .

·         Gemeprost ( analog PGE1 )
Untuk membantu evakuasi uterus, diberikan per vaginam.

·         Misoprostol ( analog PGE1 )
Telah digunakan untuk induksi serta penguatan persalinan dan untuk penatalaksanaan kala tiga persalinan. Namun,tidak satupun di antara misoprostol oral atau intravaginal sudah mendapatkan lisensi untukpemakaian dalamm obstetrik.


Seperti halnya oksitosin, prostagladin meningkatkan kontraksi uterus. Obat  - obat golongan prostaglandin ini juga memfasilitasi kerja oksitosin dalam induksi persalinan dan dengan demikian akanmengurangi takaran oksitosin yang diperlukan.
Dinoproston bekerja dalam waktu sekitar 10 menit sesudah preparat ini dimasukkan kedalam vagina. Kecepatan absosrbsi lewat dinding vagina berbeda antara bentuk tablet dan jeli, bentuk jeli akan diserap lebih cepat daripada bentuk tablet.

Indikasi
·         Induksi partus aterm
·         Mengontrol perdarahan dan atoni uteri pasca persalinan
·         Merangsang kontraksi uterus post sc atau operasi uterus lainya
·         Induksi abortus terapeutik
·         Uji oksitosin
·         Menghilangkan pembengkakan mamae


Kontraindikasi

Induksi persalinan dengan prostaglandin merupakan kontraindikasi jika sudah terdapat ruptura membran amnion.
Pemberian Prostaglandin harus dilakukan dengan hati – hati pada setiap keadan berikut ini :
  • Adanya riwayat sikatriks pada uters
  • Disproporsi sefalopelvik yang berat
  • Plasenta previa
  • Grand multipara
  • Kehamilan kembar
  • Riwayat melahirkan yang sulit atau traumatik
Polihidramnions atau Oligohidramnions

Dosis
Peroral untuk proteksi GI selama terapi AINS : 200 µgqid. Diberiksan bersama makanan, jika dosis ini tidak ditolerir : 100µg qid dapat digunakan. Bentuk sediaan : tablet 100,200µg. Misoprostol juga tersedia dalam kombinasi dengan diklofenak.
Contoh obat
Misoprostol Tablet : Gastrul isi : misoprostol 200 mcg / tablet.

Farmakokinetik
Alkolid asam amino yaitu ergotamin diabsorbsi secara lambat dan tidak sempurna melalui saluran cerna. Obat ini mengalami metabolism lintas pertama, sehingga kadarnya dalam darah sangat rendah. Kadar puncak plasma dicapai dalam 2 jam. Pemberian 1mg argotamin bersama 100mg kafein akan meningkatkan kecepatan absorpsi dan kadar puncak plasma ergotamine sebesar 2 kali, namun bioavalibilitasnya tetap dibawah 100%.
Dosis ergotamine yang efektif untuk pemberian intramuskular adalah sepersepuluh dosis oral, tetapi absorpsinya dari tempat suntikan lambat, sehingga untuk memperoleh respon uterus diperlukan waktu 20 menit. Dosis yang diperlukan untuk pemberian IV adalah setengah dosis IM, dan efek perangsangan uterus sudah diperoleh dalam waktu 5 menit.
Bersihkan ergotamine hati kira-kira sama dengan alir darah hati, ini menjelaskan rendahnya bioavalibilitas oral. Sembilan persen metabolit diekskresi melalui empedu. Sebagian kecil obat yang tidak di metabolisme, ditemukan di urin dan di tinja.keadaan ini yang menyebabkan ergotamine memperlihatkan efek terapeutik dan efek toksik yang lebih lama meskipun waktu paruhnya di plasma kira-kira 2 jam.
Pada pemberian oral, bromokriptin diabsorpsi lebih sempurna dan dieleminasi lebih lambat dari ergotamine. Dihidroergotamine dan dihidroergotoksin diabsorpsi kurang sempurna dan dieleminasi lebih cepat dari ergotamine. Alkaloid amin diabsorpsi secara cepat dan sempurna pada pemberian oral. Kadar puncak plasma di capai dalam waktu 60-90 menit, 10 kali lebih beser daripada kadar puncak ergotamine pada pemberian dosis yang sebanding. Kontraksi uterus sudah terlihat dalam 10 menit setelah pemberin 0,2 mg ergonovin per oral pada ergonovin dan metal ergonovin berlangsung lebih cepat daripada ergotamine.


2.     Oksitosin

Oksitosin bekerja pada reseptor oksitosik untuk menyebabkan :
  • Kontraksi uterus pada kehamilan aterm yang terjadi lewat kerja langsung pada otot polos maupun lewat peningkatan produksi prostaglandin.
  • Konstriksi pembuluh darah umbilikus
  • Kontraksi sel – sel mioepitel ASI.


Oksitosin Sintetik

Oksitosin ( Syntocinon ) dapat diberikan intramuskuler, intravena, sublingual atau intranasal. Oksitosin bekerja dalam waktu satu menit setelah pemberian intravena , peningkatan kontraksi uterus dimulai hampir seketika, kemudidan menjadi stabil selama 15 – 60 menit , setelah penghentian infus tersebut kontraksi uterus masih berlangsung selama 20 menit.

Indikasi
1.      induksi partus aterem dan mempercepat persalinan kasus kasus tertentu:
Okitosin merupakan obat terpilih ;10 unit oksitosin dilarutkan dalam satu liter dekstrosa 5% sehingga diperoleh larutan dengan kekuataan 10 miliunit/ml.Cara pemberiannya ialah secara infuse.infus dimulai dengan lambat yaitu 0.2ml/menit.Jika tidak ada respons selama15menit tetesan dapat ditingkatkan perlahan 0.1-0.2ml/menit sampai maksimum 2ml/menit.Dosis yang diperlukan untuk induksi partus berkisar 600-12000 miliunit.Selama pemberian langsung keadaan uterus harus diawasi dengan csrmat karena dapat terjadi kontraksi tetanik yang menetap dan akan mengganggu sirkulasi plasenta .Untuk mengatasi kontaksi tetanik uterus,infuse oksitosin segera dihentikan dan diberikan  obat anestasi umum.Apabila partus sudah mulai ,infus dihentikan atau dosisnya diturunkan sesuai denagn kebutuhan.Bila digunakan pada kehamilan aterm ,oksitosin dapat menginduksi partus pada sebagian kasus jika ketuban dipecahkan,hasilnya mencapai 80-90%.Oksitosin tidak boleh digunakan selama stadium I dan II bila persalinan dapat  berlangsung meskipun lambat.Jika oksitosin diberikan kontraksi uterusakan bertambah kuat dan lama dapat mengganggu ibu dan anak.Pada stadium I  terjadi pembukaan serviks.Jika diberi oksitosin akan terjadi hal-hal berikut:(1)bagian tubuh bayi akan terdorong keluar lewat serviks yang belum sempurna membuka sehingga timbul bahaya laseralasi serviks dan trauma terhadap bayi(2)dapat terjadi rupture uteri (3)kontraksi tetanik yang terlalu kuat akan menyebabkan asfiksi bayi.

2.            Mengontrol pendarahan atoniuteri pasca persalinan.
Penggunaan  rutin oksitosin setelah partus dewasa inisudah tidak dibenarkan lagi.Apabila diputuskan untuk memberikan oksitosin  untuk mengontrol pendarahan pasca persalinan maka hanya dipastikan bahwa tidak ada  kehamilan ganda dan diberikan setelah plasenta keluar.Sekarang untuk mengontrol pendarahan pasca persalinan tidak lagi menggunakan oksitosin.

3.      Merangsang kontraksi uterus setelah oprasi Caesar maupun oprasi uterus lainnya.
4.       Abortus terapeuutik
Pada kehamilan TM I biasanya dilakukan dengan suction curettage.Belum ada obat untuk abortus pada stadium ini.Pada kehamilan TM II abortus dilakukan dengan penyuntikan larutan NaCl hipertonik 20%,kedalam amnion.Namun kegagalan serta komplikasi sering terjadi.Oksitosin 20-30 unit tidak efektif  untuk terminasi kehamilan muda.Prostaglandin cukup efektif  untuk menimbulkan abortus pada TM II  ini.

5.      Uji oksitosin dan
Oksitosin digunakan untuk menentukan ada tidaknya insufisiensi utero-plasenta.Uji ini dilakukan  terutama pada kehamilan  dengan resiko tinggi misalnya diabetes militus dan pre-eklampsia;dan dilakukan pada minggu terakir seblum persalinan dan penderita harus dirawat.Oksitosin diberikan per infuse  dengan kecepatan mulu-mula 0.5 miliunit/menit,kemudian dosis ditingkatkan perlahan-lahan sampai tercapai kontraksi uterus tiap 3-4 menit.
6.      Menghilangkan pembekakan payudarah
Pada gangguan ejaksi air susu ,oksitosin dapat menolong .Biasanya diberikan intranasal 2-3 menit sebelum anak menyusui.Hsil penderita tidak sama .Bila efektif rasa nyeri akan hilang.Oksitosin tidak berefek galaktopoetik oleh karena itu tidak diguna bagi penderita yang produksi air susunya kering.

Kontra indikasi
Pemberian oksitosin merupakan kontraindikasi jika :
  • Uterus sudah berkontraksi dengan kuat
  • Ibu hamil dengan pre – eklamsia atau penyakit kardiovaskuler
  • Ibu hamil yang menghadapi resiko saat melahirkan per – vaginam
  • Uterus yang starvasi.


Dosis
Untuk induksi persalinan intravena 1-4 m U permenit dinaikkan menjadi 5-20 m U / menit sampai terjadi pola kontraksi secara fisiologis. Untuk perdarahan uteri pasca partus, ditambahkan 10-40 unit pada 1 L dari 5 % dextrose, dan kecepatan infuse dititrasi untuk mengawasi terjadinya atonia uterus. Kemungkinan lain adalah, 10 unit dapat diberikan secara intramuskuler setelah lahirnya plasenta. Untuk menginduksi pengaliran susu, 1satu tiupan ( puff ) disemprotkan ke dalam tiap lubang hidung ibu dalam posisi duduk 2-3 menit sebelum menyusui.

Contoh obat
Tablet oksitosina Pitosin tablet (PD)

Farmakokinetik
·         Hasil baik pada pemakaian parenteral
·         Cepat diabsorbsi oleh mukosa mulut → Efektif untuk pemberian tablet isap
·         Selama hamil ada peningkatkan enzim Oksitosinase atau sistil aminopeptidase → berfungsi mengaktifkan oksitoksin → enzim tersebut berkurang setelah melahirkan, diduga dibuat oleh plasenta
·         Absorpsi: baik lewat mukosa hidung
·         Distribusi: PP rendah
·         Metabolisme: t ½ 1 – 9 menit
·         Eliminasi: ginjal

Farmakodinamik
·         IM: mula 3 – 5 menit, P: TD, L: 2 – 3 jam
·         IV: M: segera, P: TD, L: 1 jam
·         Inhal: M: menit, P: TD, L: 20 menit

Efek :
·         Efek terapeutik: induksi persalianan, mengeluarkan ASI
·         Efek samping: hipo/hipertensi, mual, muntah, konstipasi, berkurangnya aliran darah uterus, ruam kulit, anoreksia
·         Reaksi merugikan: kejang, intoksikasi air, perdarahan intrakranial, disritmia, asfiksia, janin: ikterus, hipoksia


3.     Ergometrin

Ergot merupakan jamur ( fungus ) yang tumbuh pada tanaman rye ( gandum hitam), dan pepadian lainnya.Beberapa zat aktif ffarmakologis berasal dari ergot, semua zat ini dikenal sebagai alkaloid ergot dan meliputi ergometrin ( di AS disebut ergonovin), ergotamin, asam lisergat, metilsergida dan bromokriptin.
Ergometrin diperkirakan bekerja pada reseptor serotonin serta alfa1 yang melandasi kontraktilitas uterus dan usus yang ditimbulkan oleh ergometrin.
Indikasi
Ø  Oksitosik : Sebagai stimultan uterus pada perdarahan paska persalinan atau paska abortus, yaitu :
·         Induksi partus aterm
·         Mengontrol perdarahan dan atoni uteri pasca persalinan.
·         Merangsang konstraksi setelah operasi Caesar/operasi uterus lainnya
·         Induksi abortus terapeutik
·         Uji oksitoksin



Kontraindikasi

Sifat vasokonstriktor yang dimiliki oleh preparat ergometrin  membuatnya tidak cocok digunakan pada ibu hamil dengan kelainan paru, jantung atau vaskuler, yang meliputi eklampsia, pre-eklampsia, dan migrain. Juga sensitivitas terhadap ergometrin akan meningkat jika ada gejala sepsis, kegagalan renal atau hepatik.

Dosis
a.      Oral: mulai kerja setelah sepuluh menit
b.      Injeksi: intravena mulai kerja 40 detik
c.       IM : mulai kerja 7-8 menit. Hal ini lebih menguntungkan karena efek samping lebih sedikit.
Oral 0,2-0,4 mg , 2-4 kali sehari selama 2 hari
IV / IM 0,2 mg , IM boleh diulang 2–4 jam bila perdarahan hebat.

Contoh obat
Nama generic : metal ergometrin, metal ergometrina, hydrogen maleat
Nama paten : methergin, met6hernial, methorin, metilat, myomergin.

Farmakokinetik
·         Ergotamin diabsorbsi lambat dan tidak sempurna di saluran cerna
·         Kadar puncak plasma dicapai setelah 2 jam
·         Pemberian kofein akan meningkatkan kadar puncak plasma → 2 kali lipat
·         Dosis ergotamin IM → 1/10 dosis oral → absorbsi di tempat suntikan lambat →reaksi perlu waktu 20 menit
·         Dosis ergotamin IV → ½ dosis IM → efek perangsangan uterus setelah 5 menit
·         Ekskresi ergotamin melalui: empedu → sedikit yang melalui urine
·         Pada pemberian oral → bromokriptin diabsorbsi lebih baik drpd ergotamin, dan dieliminasi lebih lambat
·         Ekskresi 90% melalui empedu


Farmakodinamik
·         Efeknya sebanding dengan dosis yang diberikan.
·         Kepekaan uterus terhadap alkaloid ergot bervariasi tergantung maturitas dan umur kehamilan.
·         Ergotamin dan alkaloid sejenis menimbulkan vasokonstriksi dan merusak endotel kapiler.
·         Ergotamine efektif mengurangi gejala migren melalui pengurangan amplitude pulsasi arteri karotis eksterna terjadi penguranan aliran darah arteri basiler.
Efek pada uterus :
1.      Dosis kecil menyebabkan kontraksi, dosis besar menyebabkan tetani
2.      Kepekaan uterus tergantung maturitas dan kehamilan
3.      Semua alkaloid ergot → meningkatkan kontraksi uterus secara nyata
Efek pada kardiovaskuler :
1.      Menyebabkan vasokontriksi perifer
2.      Pembendungan dan trombosis pada gangren dapat terjadi akibat vasokontriksi
Efek samping :
1.      Ergotamine merupakan ergotamin merupakan alkaloid yang paling toksik.2.
2.       Dosis besar dapat menyebabkan : mual, muntah, diare, gatal, kulit dingin, nadi lemah dan cepat, bingung dan tidak sadar
3.      Dosis keracunan fatal: 26 mg per oral selama beberapa hari, atau dosis tunggal 0,5-1,5 mg parenteral
4.      Gejala keracunan kronik: perubahan peredaran darah ( tungkai bawah, paha, lengan dan tangan jadi pucat), nyeri otot, denyut nadi melemah, gangren, angina pectoris, bradikardi, penurunan atau kenaikan tekanan darah
5.      Keracunan biasanya disebabkan: takar lajak dan peningkatan sensitivitas


·                 OBAT TOKOLITIK


Obat Tokolitik yaitu obat yang menurunkan kontraktilitas uterus. Obat tokolitik sudah digunkan dengan peranan yang terbatas dalam pencegahan prematur pada ibu hamil dengan usia kehamilan 24 -33 minggu. Pemakaian obat tokolitik tampaknya berguna untuk menunda persalinan dalam waktu yang cukup lama sehingga memberikan kesempatan yang memungkinkan :

·         Pemindahan pasien ke rumah sakit khusus untuk tindakan persalinan dengan pembedahan jika timbul keadaan emerjensi seperti prolapsus tali pusat, presentasi bokong ataupun solusio plasenta parsial.

·         Ketersediaan waktu ( paling sedikit selama 48 jam ) untuk pemberian kortikosteroid yang akan mempercepat maturasi paru – paru janin.

  1. Preparat agonis adrenoreseptor beta2

Kelompok ini meliputi :
  • Ritrodin
  • Terbutalin
  • Salbutamol
  • Adrenalin

Obat – obatan ini dapat diberikan secara intravena, intramuskuler dan subkutan atau melalui jalur oral.

Kontraindikasi

Penggunaan obat –obat tersebut dalam trimester pertama dan trimester kedua merupakan kontra indikasi.
Obat ini dianggap berbahaya terutama bagi ibu hamil dengan kelainan jantung, hiperteroidisme atau hipertensi yang mencakup hipertensi pulmonalis.
Di samping itu, penyakit diabetes, hipokalemia atau glaukoma sudut tertutup  yang sudah ada sebelumnya dapat menjadi parah semakin berbahaya.
Penggunaan obat ini juga tidak boleh dilakukan jika membhahayaan keadaan janin misalnya komperesi tali pusat.


2.     Penyekat saluran kalsium ( terutama nifedipin)

Obat – obat ini dapat diresepkan oleh dokter untuk keperluan tokolisis dan penanganan hipertensi.
Berbeda dengan obat – obat tokolitik lain , pemberian nigepidin dilakukan per- oral.


Kontra indikasi
Penghentian mendadak pemberian obat ini dapat memicu rasa nyeri pada dada,palpitasi atau bahkan onfark miokard oleh karena itu,penghentian pemakaian obat ini biasanya dilakukan (Kenry &Salerno,1998).Kontraindikasi tokolisis terapi dibicarakan diatas.


3.     Kortikosteroid dan tokolisis

Sejak tahun 1994 smakin banyak diguanan obat-obata golongan kortikosteroid dalam penatalaksanan persalinan yang prematur.Untuk bayi prematur yang lahir dalam 7hari sesudah pemberian obat kortikosteroid,preparat kortikosteroid dapat menggurangi insidens sindron gawat napas neonatus,pendarahan intraventrikuler dan kemtian neonatus.Baik deksamenaton maupun betamenason diresepkan untuk keperluan tersbut.Betamenason merupakan premprat steroid yang lebih poten dan penggunanan akan disertai dengan lebih banyak efek samping pada ibu kendati bagi ibunya lebih aman.Salah satu program yang pling sering dilakukan adalah pemberian deksamenason sebanyak empat kali 6mg melalui penyuntikan intramuskuler setip 12 jam sekali yang harus dimulai sedapat mungkin 24jm sebelum melahirkan. Cara terapi ini akan tetap memberikan hasil selama tujuh hingga sepuluh hari.



C.    EFEK SAMPING OBAT- OBAT UTEROTONIKA


·        Efek Samping Obat Oksitosik


  1. Efek samping Prostaglandin

o   Kontraksi otot rahim
Kontraksi uterus mungkin menjadi abnormal dan terlalu kuat sehingga timbul rasa nyeri, gangguan pada janin atau, ruptura uterus atau serviks dengan atau tanpa riwaya seksio Caesarea, masalah ini semakin bertambah jika Dinoproston digantikan oleh misoprostol.

o   Peningkatan Kontraktilitas Gastrointestinal
Keadan ini akan menimbulkan diare, muntah, refluks getah empedu, kram abdomen, cegukan atau perasaan tercekik. Kemungkinan timbulnya masalah ini akan lebih kecil jika pemberian prostaglandin dibelrikan per vaginam ketimbang lewat jalur lain.

o   Konstriksi Bronkiolus
Keadaan ini dapat menimbulkan mengi, batuk dan serangan asma, ibu hamil yang menderita asma terutama sensitif terhadap PGF ( yang serupa dengan carboprost.

o   Pireksia
Normalnya prostaglandin bekerja pada hipotalamus untuk menimbulkan panas ( pireksia ) ketika terjadi infeksi Dapat disertai dengan gejala menggigil, gemetaran serta leukositosis.

o   Reaksi inflamasi dan rasa nyeri
Prostaglandin merupakan bagian dalam reaksi yang normal terhadap kerusakan jaringan sehingga pada tempat suntikan dapat timbul rasa nyeri dan gejala kemerahan.

o   Sistem Saraf Pusat
Tremor atau serangan kejang dapat terjadi karena pireksia atau efek stimulan langsung yang ditimbulkan oleh prostaglandin pada sistem saraf pusat.

o   Kehilangan cairan dan elektrolit
Keadaan ini terjadi karena gangguan rearbsobsi dalam tubulus ginjal.Kehilangan cairan dan elektrolit dapat menyebabkan gejala kram dan turut menimbulkan keadaan hipotensi.

o   Peningkatan tekanan Intraokuler
Prostaglandin dapat mentebabkan rasa nyeri pada mata atau bahkan memicu serangan glukoma yang akut.


  1. Efek samping Oksitosin

o    Stimulasi berlebih pada uterus
Selama sembilan bulan terakhir kehamilan, daya reaksi otot rahim terhadap oksitosin meningkat sebesar delapan kali lipat. Bila diberikan oksitosin , baik frekuensi maupun kontraksi otot polos rahim akan meningkat sehingga rasa nyeri persalinan semakin hebat.
Pemberian oksitosi akan mengganggu masuknya kepala janin ke dalam serviks. Jika seeerviks tidak melunak atau mengalami dilataasi, proses persalinan tidak dapat berlangsung, sehingga kontraksi uterus yang keras, lama serta kuat dapat menimbulkan konsekuensi yang serius, yaitu :

  • Trauma pada neonatus ibu
  • Ruptura Uteri
  • Perdarahan Postpartum
  • Hematoma pelvik
  • Solusio Plasenta
  • Emboli ciran amnion
  • Hipoksia fetal

o   Vasokontriksi pembuluh darah umbilikus
Jika mekanisme ini dilakukan sebelum waktunya, janin akan mengalami keekurangan oksigen. Hipoksia janin dapat menimbulkan bradikardia, disritmia kardiak dan bahkan kematian.

o    Mual dan muntah
Mual dan muntah dapat disebabkan oleh kontraksi otot polos usus atau kerja langsung oksitosin pada zona pemicu kemoreseptor dan pusat muntah dalam medula oblongata.

  1. Efek samping  Ergometrin

Kontraksi uterus yang sakit

Kontraksi uterus dapat seperti kram, kontraksi dapat terjadi begitu kuat sehingga resiko retensio plasenta dapat meningkat.

Diare dan muntah

Gejala mual dan muntah ini bergantung pada takaran ergometrin yang diberikan.
Diare ringan atau sedang dapat terjadi karena peningkatan tekanan traktus GI.




Vasokontriksi

Kontriksi pembuluh darah ini akan menaikkan tahanan tepi sehingga terjadi hipertensi ( tekanan diastolik > 95 mmHg).
Dapat pula mempengaruhi sirkulasi perifer sehingga kedua belah tangan dan kaki terasa dingin , kadang pasien juga mengalami kebas, parestesia, nyeri, kelemahan bahkan gangren.

Vasokontriksi serebral dapat menyebabkan sakit kepala yang hebat  serta mendadak, tinitus, vertigo, prespirasi, ablasio retina, serangan stroke atau kejang.

Vasospasme  pembuluh arteri koronaria ddapt menyebabkan nyeri dada, disrimia jantung dan bahkan henti jantung.

Efek ergometrin pada neonatus
Pemberian memiliki kaitan dengan hipotermia, peningkatan ketegangan otot, masalah respirasi dan konvulsi pada neonatus.

·        Efek Samping Obat Tokolitik

1.     Efek Samping Preparat agonis adrenoreseptor beta2

  • Stimulasi kardiovaskuler

Pada pemberian obat – obat golongan tikolitik, biasanya frekuensi jantung ibu akan meningkat sebanyak 20 -40 kali per menit dan dapat pila terjadi takikardia neonatal.

  • Vasodilatasi
Preparat agonis adrenoreseptor beta 2 akan menghasilkan relaksasi otot polos vaskuler dan menimbulkan dilatasi pembuluh darah.

  • Sistem saraf pusat
Efeknya taitu tremor, gugup, sakit kepala, kecemasan, gugup, insomnia, gelisah,ketidakstabilan emosi, pusing, halusinasi, bahkan paranoia.
Inhibisi otot polos
 Pada traktus GI / usus dapat menyebabkan stasis lambung sehingga timbul kehilangan selera makan , mual dan muntah.

  • Pengeringan sekresi mukus
Hal ini dapat menyebabkan :
  • Mulut kering
  • Pengeringan sekresi paru yang dapat menimbulkan infeksi dada.

  • Efek samping metabolik
Hal ini dapat menyebabkan keadaan hiperglikemia.

  • Reaksi hipersensitivitas meliputi :
  • Spasme Bronkus
  • Ruam pada 3-4 persen yang menggunakan obat tersebut.
  • Deplesi sel – sel darah putih setelah pemberian selama beberapa minggu
  • Abnormalitas0 kenaikan kadar enzim hati



2.     Efek Samping Penyekat saluran kalsium ( terutama nifedipin)

  • Hipotensi dan Iskemia
Obat ini akan menimbulkan dilatasi arteriole yang menyebabkan penurunan tekanan darah . Ketika tekanan darah menurun dan frekuensi jantung meningkat , pasien
dapat  nyeri pada dada atau palpitasi karena iskemia miokard.


  • Edema paru
Keadan ini dapat disebabkan oleh pengenceran plasma akibat vasodilatasi yang disertai dengan pemberian infus dan kehilangan protein dalam urine ( pada pre- eklampsia).

  • Vasodilatasi
Apakah diresepkan untuk keperluan tokolisis ataukah untuk pengobatan hipertensi, nifepidin akan menurunkan TD dengan menimbulkan relaksasi otot polos arteriole sehingga terjadi vasodilatasi di seluruh tubuh.

  • Masalah gastrointestinal
Nifepidin akan menimbulkan relaksasi otot polos usus sehingga timbul mual, konstipasi, dan refluks gastroesofagus yang disertai gajala sakit pada ulu hati.

  • Efek samping pada SSP
Pelbagai efek pada SSP dilaporkan dalam pemakaian nifepidin yang meliputi keadaan depresi, somnolensia, letargi, kelemahan, insomnia dan agitasi.

  • Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas kadang – kadang terjadi dan meliputi gejala ruam , telangiektasia serta hepatotoksisitas maternal.

  • Efek pada janin
Perbandingan dengan preparat tokolitik lainnya dalam kaitannya dengan efek obat terhadap bayi manusia sampai sejauh ini masih memperlihatkan hasil yang lebih menguntungkan pada pemakaian Nifepidin.

3.     Efek samping kortikosteroid:
Efek samping ini cenderung timbul dengan cepat:
·         Masalah kardiovaskuler
·         Gangguan metabolik-hiperglikemia
·         Masalah sistem saraf pusat.

Efek samping ini cenderung timbul dalam jangka waktu yang lama :
·         Kerja anti –inflamasi-infeksi
·         Gangguan metabolik
·         Supresi ardenal




BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Obat Uterotunika adalah obat yang digunakan untuk mempengaruhi kontraksi uterus.
Obat ini terdiri atas obat golongan oksitosik dan obat golongan tocolytik.
Obat oksitosika digunakan untuk meningkatkan kontraksi uterus. Obat – obat Oksitosik banyak digunakan untuk induksi serta penguatan persalinan, pencegahan serta penanganan perdarahan postpartum, pengendalian perdarahan akibat abortus inkompletus, dan penanganan aktif pada kala tiga persalinan.
Obat Oksitosika terdiri dari :
  1. Prostaglandin
  2. Oksitosin
  3. Ergometrin


Obat Tokolitik yaitu obat yang menurunkan kontraktilitas uterus. Obat tokolitik sudah digunkan dengan peranan yang terbatas dalam pencegahan prematur pada ibu hamil dengan usia kehamilan 24 -33 minggu.
Obat Tokolitik terdiri dari :
  1. Preparat agonis adrenoreseptor beta2
  2. Penyekat saluran kalsium ( terutama nifedipin)
  3. Kortikosteroid




B.     SARAN
Dalam pembuatan makalah ini penulis telah menyusunnya dengan semaksimal mungkin, namun demikian penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya


DAFTAR PUSTAKA

Ganiswara, Sulistiana & Rianti Setiabudy Frans d Suryatna purwantyastuti nafrialdi,   farmakologi dan terapi,gaya baru. Jakarta.1995.

Jordan Sue MB, BCh, PhD, PGCE (FE),Pharmacology for Midwives : the evidence base for safe practice, Alih bahasa dr. Andry Hartono, DAN, 2002, Jakarta : Buku Kedokteran EGC.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar